Friday, November 1, 2013

Para 'Matador' yang Mulai Berjaya di Tanah Italia

Saat Fernando Llorente memutuskan untuk pindah dari Athletic Bilbao ke Juventus, muncul keraguan dari banyak kalangan. Seorang agen pemain FIFA, Ernesto Bronzetti, bahkan berujar lebih keras lagi. "Pemain Spanyol selalu gagal di Serie A karena mentalitas mereka. Saya tidak tahu kenapa, tapi mereka takkan berhasil," ujarnya.

Kekhawatiran ini menjadi "wajar" karena Serie A memang sempat terkenal sebagai kuburan bagi pemain-pemain berdarah Spanyol. Nama-nama Javier Farinos, Jose Mari, Gaizka Mendieta, dan Diego Tristan dapat dikatakan gagal dalam menjalankan kariernya di Italia.

Maka, jika seorang pesepakbola berdarah Spanyol diberi tawaran untuk hijrah ke Serie A, tidak akan jadi hal aneh bila mereka malah menolak. "There’s nothing like staying at home for real comfort". Mungkin ini yang akan berlaku bagi para Spaniard saat berhadapan dengan pertanyaan di atas.

Gaya Permainan yang Tak Cocok

Gaya permainan yang berbeda antara Italia dan Spanyol sering disebut-sebut sebagai salah satu penyebab ketidakcocokan tersebut. Soal apa yang diucapkan oleh Bronzetti tentang mentalitas pemain, tentu saja banyak yang tidak setuju, karena toh banyak juga yang sukses di luar Italia.

Tentang gaya permainan, faktor yang kerap menjadi ciri khas sepakbola negri itu Italia adalah taktik. Dunia tahu, calcio kerap didefinisikan sebagai sepakbola yang pemain-pemainnya harus memiliki keseimbangan baik dalam segi fisik maupun taktik.

Skill luar biasa para pemain Spanyol tidak akan berarti apa-apa jika tidak didukung dengan kepahaman pemain dalam penempatan posisi yang baik, baik saat tim sedang menguasai bola ataupun tidak. Artinya, pemahaman taktik pemain menjadi penting bagi gaya permainan sepakbola ala Italia.

Bahkan Llorente pun sempat diberi "keistimewaan" oleh Antonio Conte sebelum ia diizinkan bermain dengan rekan-rekannya di laga Piala Super Italia. Dikabarkan oleh harian La Gazzetta Dello Sport, kala itu Conte sengaja memberi "les privat" bagi Llorente selama 30 menit karena ia tidak puas atas ketidakpahaman Llorente pada gaya permainan timnya.

Tuntutan untuk bermain taktis dari seorang pelatih perfeksionis seperti Conte membuat Llorente kebingungan. Hal ini yang akhirnya membuat Llorente tidak dipilih untuk bermain pada pertandingan melawan Lazio tersebut.

Di samping aspek iklim, bahasa dan kultur, gaya permainan yang berbeda ini sering kali dijadikan kambing hitam atas tidak suksesnya pemain Spanyol di Italia -- walaupun sesungguhnya ragam bahasa Italia dan Spanyol memiliki "kedekatan".

 Mengorbankan Kebebasan demi Taktik

Untuk soal kepahamaan taktik ini, tak melulu pemain Spanyol bisa disalahkan. Soalnya mereka seringkali ditempatkan bukan pada posisi yang biasa dimainkan di Spanyol. Akibatnya, beban muncul tidak hanya dari tuntutan untuk memamerkan skill mereka, tapi juga dari tugas dan beban pikiran. Hal ini banyak dijelaskan melalui beberapa kegagalan pemain Spanyol seperti Jose Mari, Mendieta, dan Tristan.

Jose Mari, misalnya. Pindah dari Atletico Madrid ke AC Milan, gelandang serang ini dikenal sebagai pemain muda dengan talenta hebat tapi gagal bersinar di Italia. Sebabnya, kebebasan untuk bergerak ke depan, menyerang dan mengembangkan kreativitas yang jadi keunggulan Jose Mari, tidak pernah didapatkan. Malahan ia dipaksa untuk tetap pada rencana dan taktik yang telah diterapkan pelatihnya. Hal ini menjadi hambatan tersendiri pada mobilitas dan kepercayaan dirinya.

Begitu juga dengan apa yang dialami oleh Mendieta. Didatangkan Lazio dengan harapan dapat menggantikan peran yang ditinggalkan oleh Pavel Nedved dan Juan Sebastion Veron, ia juga tidak bisa melanjutkan kecemerlangan kariernya seperti di Valencia.

Mendieta bahkan hanya bertahan selama semusim. Ia tampil sebanyak 15 kali, hanya lima kali sebagai starter. Penyebabnya sama: kreativitasnya "dikorbankan" demi taktik tim.

Lalu, jika dikaitkan dengan kondisi sekarang, mengapa pemain Spanyol seperti Borja Valero, Pedro Obiang dan Jose Callejon bisa cukup sukses di Italia? Ya, jawabannya adalah dengan memaksimalkan fungsi, peran dan kemampuan pemain pada skema yang tepat.

Ini tergambarkan dengan apa yang dialami oleh Borja Valero. Ia mengaku sempat takut sebelum memutuskan pindah ke Italia. Namun, melihat bagaimana ia begitu penting dalam skema Fiorentina saat ini, semua ketakutan itu akhirnya jadi terbantahkan.

Peran Borja ketika bermain di La Liga bersama Villarreal kembali ia dapatkan di Fiorentina. Kebebasan dalam berkreativitas, mobilitas, dan penempatan peran yang sesuai jadi faktor keberhasilan kelanjutan karirnya di Serie A. Apalagi ia juga tipe pemain pekerja keras yang juga baik dalam bertahan.

Hal yang sama juga dialami oleh Callejon, salah satu bagian dari gerbong pemain yang dibawa oleh Rafa Benitez. Ia mampu tampil maksimal dan sejauh ini berhasil menorehkan 4 gol di liga. Begitu juga dengan apa yang dialami oleh Raul Albiol dan Pedro Obiang.

Peran Pelatih

Keberhasilan yang dialami oleh Borja, Callejon dan Pedro Obiang (Sampdoria) tidak dapat dilepaskan dari faktor pelatih yang menangani mereka. Meskipun Fiorentina tampil dengan formasi 3-5-2 layak tim Italia lainnya, Vincenzo Montella memang sengaja menuntut gelandang tengahnya untuk mampu berkreasi lebih di lapangan. Selain karena tuntutan fans supaya timnya bermain indah, strategi ini juga digunakan agar Fiorentina mampu menguasai lini tengah guna mengendalikan serangan. Hal tersebut tentunya sangat cocok dengan gaya permainan Borja Valero.

Di Napoli, Callejon juga diberi kebebasan untuk bergerak di sisi kanan penyerangan, dan itu membuatnya cukup produktif. Perannya yang cocok dengan skema 4-2-3-1 ala Benitez juga turut mendukung keberhasilannya sejauh ini di Italia.

Melihat pada beberapa contoh di atas, bisa diartikan bahwa peran pelatih dalam memaksimalkan potensi juga menjadi faktor kunci keberhasilan bagi pemain.

Keraguan akan keberhasilan pemain Spanyol mungkin saja akan selalu muncul. Namun, apabila melihat pada kondisi sekarang, pandangan ini akan perlahan berganti. Semua tergambarkan dengan performa dari Obiang, Albiol, Callejon juga Borja. Setidaknya, hingga saat ini, tidak ada yang meragukan bagaimana akan perjalanan masa depan karier mereka.

Saat ini ada 10 pemain asal Spanyol berkiprah pada Serie A. Tidak semuanya sukses, memang. Akan tetapi, dengan meningkatnya pengaruh pemain Spanyol pada kompetisi ini, setidaknya terbukti bahwa kompetisi Serie A pantas untuk dalam memberikan kesempatan kepada pemain Spanyol.


http://images.detik.com/content/2013/10/31/1497/callejon.jpg
Jose Callejon


Sumber :http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/10/31/105326/2400256/1497/menilik-para--matador--yang-mulai-berjaya-di-tanah-italia


total komentar : | apa komentar kamu ?

KOTAK KOMENTAR



DAFTAR GOSIP

-- Lihat Kesukaan Kamu --

Abduh Lestaluhu Abo Ogogo AC Milan AFC AFF Alfred Riedl Anthony Martial Arema Cronus Argentina Arsenal FC Arsene Wenger Arturo Vidal AS Monaco AS Roma Asian Games Athletics Atlet Atlético Madrid Augsburg Arena Augusto Fernandez Badminton Bali Island Cup Bali United Ballon d'Or Barcelona Basel Fc Bayer Leverkusen Bayern Munich Bodybuilding & Fitness Bologna Boxing Bundesliga Score BWF Cameron Borthwick-Jackson Capital One Cup Cars Sport Celebration Champions Champions League Score Chandra Zein Chelsea FC Chris Smalling Community Shield Competitions Africa Competitions America Competitions Asia Competitions Europe Competitions Oceania Competitions South American Competitions World CONCACAF Copa America Copa del Rey Coppa Italia Coupe de France (Piala Prancis) Coupe de la Ligue (Piala Liga Prancis) Cristian Gonzales Cristiano Ronaldo David Trezeguet Dejan Antonic Dries Mertens Dunia Dynamo Kiev Eintracht Frankfurt Emirates Stadium euro Euro Score Europa Europa League Score Europa League UEFA FA Cup fans FC Zenit Saint Petersburg Ferrari FIFA FIFA Ranking Fifa Score Fiorentina FC Francesco Totti Friendly Match Futsal Gareth Bale Gary Neville Giacomo Bonaventura Giuseppe Marotta Golf Gonzalo Higuain Guss Hiddink Gustavo Gomez hockey I Nyoman Sukarja Indian Super League Indonesia Indonesia Super Champions (ISC) Indonesian Championship Inter Milan ISL Ranking Jack Grimmer James Rodrigez James Rodriguez Jeremy Menez Jesse Lingard John Terry Jose Mourinho Jose Sosa Juan Mata Juergen Klopp Juventus Juventus Stadium Karim Benzema Kingsley Coman Klasemen Kriket La Liga La Liga Score Las Palmas Laurent Blanc Les Parisiens Lifter Liga Belanda Liga Brazil Serie B Liga Indonesia liga inggris liga italia Liga Jepang liga Jerman liga Prancis liga spanyol Liga USA Ligue 1 Score Live Match Live Score Live TV Liverpool FC Louis van Gaal Luciano Spalletti Luis Enrique Luis Milla Aspas Luuk de Jong Manchester City Manchester United Manuel Pellegrini Marc Andre ter Stegen Mario Mandzukic Memphis Depay Mitra Kukar MotoGP Myanmar NSC Olimpiyskiy Stadium Olahraga Omar El Kaddouri Other Match Score Palermo Paris Saint-Germain (PSG) Park Ji-Sung Paul Pogba Paulo Dybala Persib Bandung Persija Jakarta Persipura Jayapura Piala Afrika - CAF Piala Bhayangkara Piala Gubernur Kaltim Piala Jenderal Sudirman Piala Super Eropa Player Career Prediksi & Statistik Premier League Premier League Score Primeira Liga Score PS Polri PS TNI PSS Sleman PSSI PSV Eindhoven Raphael Maitimo Rapid Wina Real Madrid Rugby Runner Score Match SEA Games Sejarah sepakbola Serba Serbi Sergio Aguero Serhiy Rebrov Seri A Score Serie A Sevilla Seydou Keita Shaktar Donetsk Shrewsbury Town Sir Alex Ferguson SL Benfica Sporting Gijon Sprinter Running Sriwijaya FC SSC Napoli Stadium Allianz Arena Stadium Estadio da Luz Stadium Greenhous Meadow Stadium Kapten I Wayan Dipta Stadium NSK Olimpijs Stadium Old Trafford Stadium Olimpico Stadium Pakansari Stadium Philips Stadium San Paolo Stadium San Siro Stadium WWK Arena Team Manager Tenis Thailand Toni Kroos Torino Tottenham Hotspur Transfer UEFA UEFA Best Player in Europe Award UEFA Cup Valencia FC Video Goal Vincent Kompany Vincenzo Montella WAGs Wojciech Szczesny Wolverhampton Wanderers Wushu Yannick Ferreira Carasco Zinedine Zidane Zlatan Ibrahimovic

Yahoo Messenger News

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...