23 Maret 2014, mungkin jadi hari paling dikenang oleh Arsene Wenger sepanjang kariernya sebagai pelatih. Ya, itu merupakan hari di mana The Professor merayakan penampilan ke-1.000 menangani Arsenal. Momen itu juga menjadi lebih spesial karena lawan yang akan dihadapi sesama tim London sekaligus penguasa klasemen sementara Premier League, Chelsea.
Angan suka cita bisa jadi sudah terlintas di benak Wenger jelang menyambangi Stamford Bridge. Jika menang di sore itu, maka sempurnalah kebahagiaan pria asal Prancis tersebut.
Tapi, apa daya, mimpi buruk yang bahkan tak pernah dibayangkan Wenger sebelumnya tiba-tiba menjadi kenyataan. Memang itu masih menjadi hari 'spesial' baginya, tapi dalam konotasi negatif. Enam gol dari tuan rumah menjadi 'kado pahit' bagi pria 64 tahun ini.
Kalah 0-6 dari Chelsea bukanlah sebuah akhir untuk Arsenal. Bek The
Gunners, Thomas Vermaelen, berkeyakinan timnya masih bisa menjadi juara
di akhir musim.
Tanpa ampun tim besutan Arsene Wenger itu
dihantam di Stamford Bridge pada 22 Maret lalu. Arsenal pun tersendat di
peringkat keempat dengan 62 poin alias tertinggal tujuh poin dari
Chelsea yang masih jadi pemuncak klasemen.
|
Wasit Andre Marriner memberikan kartu merah kepada Kieran Gibbs (REUTERS/Eddie Keogh ) |
Tapi, Vermaelen
memilih untuk melihat sisi positif dari tiap kekalahan. Dia menyebut,
kekalahan itu menyadarkan timnya bahwa mereka masih harus tampil lebih
baik lagi.
Tak cuma malu karena digilas sang rival dalam laga bertajuk Derby London. Namun, hasil itu secara langsung semakin menipiskan harapan Arsenal bersaing memburu titel juara sekaligus menyudahi puasa gelar selama 8 tahun terakhir.
Saat ini, Arsenal menduduki posisi 4 klasemen sementara dengan raihan 62 poin. Dengan demikian mereka tertinggal 7 poin dari The Blues yang berada di pucuk.
Penyesalan Wenger dan Reaksi MourinhoMenjadi orang yang paling terluka dalam 'tragedi' itu, namun Wenger masih bisa menunjukkan sikap ksatria. Dia langsung pasang badan atas kekalahan telak tersebut.
"Kekalahan ini adalah kesalahan saya. Saya bertanggung jawab penuh. Saya pikir tidak perlu ada banyak yang dibicarakan soal kesalahan yang telah kami perbuat," kata Wenger.
"Ini salah satu hari terburuk (dalam karir saya). Pertandingan sudah berakhir di menit 20 dan sejak saat itu laga seperti berjalan sangat lama. Kami tidak mempersiapkan diri sepanjang pekan hanya untuk merasakan pengalaman buruk seperti itu," sambungnya.
Sementara itu, acap beradu mulut dengan Wenger, termasuk baru-baru ini ketika dia menyebut pelatih kawakan tersebut sebagai 'spesialis kegagalan', tapi rupanya arsitek Chelsea, Jose Mourinho, tetap memiliki respek tinggi kepada Wenger.
Itu dibuktikannya dengan sengaja menunggu Wenger di pintu masuk lapangan hanya sekedar untuk berjabat tangan memberikan ucapan selamat atas pencapaian bersejarah Sang Profesor. "Saya tidak pernah lupa menyambut manajer tim lawan saat bermain di kandang. Saya juga akan melakukannya ketika bertemu Wenger nanti," Mourinho mengutarakan niat baiknya sebelum laga.
Respek bukan berarti Chelsea tak boleh bertindak keji kepada Arsenal. Dan itu benar-benar dilakukan John Terry cs. Mereka tanpa ragu memberondong gawang lawan dengan enam gol.
Usai laga Mourinho menjelaskan tak punya ambisi, apalagi niat buruk merusak hari bersejarah Wenger. Pelatih asal Portugal itu mengaku hanya ingin mengupayakan yang terbaik guna memuaskan fans. Mourinho mengaku tidak bermaksud membuat kecewa Wenger.
"Tidak, saya hanya ingin meraih tiga poin dan para pemain bisa tampil bagus jika memungkinkan. Dan kami akhirnya bisa melakukan hal itu," kata Mourinho.
"Dan di atas segalanya, kami bermain untuk fans. Sehingga jika kami bisa memberi sesuatu apa yang kami bisa, maka itu menjadi sesuatu yang indah. Tapi tidak lebih dari itu (soal hari spesial Wenger)," ungkapnya.
"Setiap pertandingan mempunyai ceritanya sendiri-sendiri," ujar Vermaelen seperti dilansir Sky Sports.
"Sangat disayangkan kami tidak tampil bagus pada laga-laga tandang ketika menghadapi tim-tim papan atas. Tapi, tidak ada yang salah dengan kekuatan mental kami."
"Masih ada delapan pertandingan lagi dan di Premier League segalanya bisa terjadi."
"Setiap tim di sini punya kekuatan merata dan tiap tim bisa saling mengalahkan. Kami harus menjaga keyakinan kami," kata bek asal Belgia ini.
Arsenal akan melanjutkan perjalanan mereka di Premier League dengan tandang ke markas Swansea City, Rabu (26/3/2014) dinihari WIB. Belakangan, Swansea mendapatkan hasil-hasil yang kurang menyenangkan. Pada tiga laga terakhir, tim arahan Garry Monk ini meraih satu hasil imbang dan dua kekalahan.
Insiden Salah Usir PemainSebuah kontroversi juga menjadi
bumbu kemenangan sensasional Chelsea atas Arsenal. Wasit Andre Marriner
membuat blunder fatal. Dia salah mengusir pemain ke luar lapangan.
Kejadian
bermula saat Eden Hazard melepaskan tembakan ke arah gawang Arsenal.
Takut bola akan masuk, Alex Oxlade-Chamberlain sebagai orang terakhir
yang berdiri di bawah mistar menghalaunya dengan menggunakan tangan.
Tindakan
licik itu ternyata tak luput dari pandangan Marriner. Sempat berdiskusi
dengan hakim garis, sang pengadil lapangan akhirnya memberikan hadiah
penalti buat Chelsea. Sayangnya, Marriner tidak cukup jeli
mengindentifikasi si pelaku handball. Harusnya memberi kartu merah
kepada Chamberlain, dia malah menjatuhkan hukuman larangan melanjutkan
permainan kepada pemain yang sekilas memang mirip dengan Chambo, yakni
bek sayap Kieran Gibbs.
Tak bisa mengubah keputusan itu, Marriner
yang sadar telah melakukan blunder meminta maaf kepada Arsenal diwakili
organisasi Professional Game Match Officials Limited.
"Insiden
kesalahan identitas yang langka. Yang jelas Andre Marriner mengaku
kecewa telah salah mengenali pemain Arsenal. Ia menyatakan penyesalannya
kepada Arsenal ketika menyadari kesalahannnya," tulis pernyataan resmi
Professional Game Match Officials Limited.
Sementara itu, mantan
wasit senior Inggris, Graham Poll menilai blunder Marriner bukan hanya
kekeliruan mengusir pemain. Namun, dia dinilai sejak awal memang tak
harus mengeluarkan kartu merah dari dalam saku. Karena bola tendangan
Hazard yang ditepis dengan tangan itu tak mengarah pas ke gawang.
"Marriner
mengakui kesalahan karena keliru mengusir pemain. Namun, saya melihat
arah bola melebar sehingga tak seharusnya dia mengusir pemain Arsenal.
Bagaimanapun saya tetap salut karena dia bisa melihat terjadinya
handball," tulis Poll dalam kolom di Daily Mail.
Sumber