Diberi judul Alex Ferguson: My Autobiography, buku ini bercerita rentan karir Fergie era 2000-2013. Jika menilik dari eranya, berbagai hal menarik memang sempat terjadi.
Mulai dari insiden sepatu dengan David Beckham, keputusannya melepas Roy Keane, sampai berita terakhir mengenai keinginan Wayne Rooney untuk dijual.
Ternyata, hal itu pun benar-benar dibeberkan oleh manajer yang mengabdi 26 tahun untuk MU tersebut. Fergie tak segan bercerita tentang alasan-alasannya mengenai hal tersebut.
Rasa haus Beckham mencari ketenaran adalah alasan utama Fergie melepasnya. Pemain yang dibesarkannya dan sudah berkarir 10 tahun penuh sukses itu mulai tidak menghargainya.
Konfrontasi antara keduanya diakui mulai berkembang pada laga babak kelima Piala FA saat melawan Arsenal di Old Trafford pada Februari 2003. Kala itu, tuan rumah dipermalukan 0-2.
Berawal dari tak ada upaya Beckham membantu pertahanan dalam gol kedua Arsenal, berlanjut ke insiden sepatu yang melukai alis Becks, ditambah saat Beckham tidak ingin mengakui kesalahannya.
Akhirnya, keputusan menjual Becks ke Madrid sudah bulat setelah berita pecahnya pelipis Beckham meledak di media Inggris. "Saat itulah saya mengatakan kepada petinggi klub dia harus dijual," tulis Fergie.
"David berpikir dia lebih besar dari manajer. Menurut saya, itu tidak diragukan lagi. Anda tidak boleh membiarkan pemain mengambil alih ruang ganti," lanjut sang manajer.
Kontroversi Rooney
Jika Beckham tampak lebih mudah untuk dijual, tidak begitu dengan Wayne Rooney. Ferguson tampak kerja keras mempertahankan mesin gol MU itu meski si pemain sudah berkali-kali meminta untuk dijual.
Dalam bukunya, Fergie memang tak henti memuji Rooney. Pemain yang diboyongnya dari Everton usai Euro 2004 itu dinilai memiliki bakat dan insting yang mengagumkan serta berkomitmen dalam sepakbola.
Namun, bukan berarti Rooney dianggap pemain sempurna. Kontroversi menyeruak setelah Ferguson mengumbar kelemahan pemilik nomor 10 itu. Fisik Wazza dinilai bisa menjadi masalah terbesar dalam karirnya.
Sir Alex memberikan contoh saat dia tidak memainkan Rooney kala menghadapi Blackburn Rovers pada Desember 2011. Penampilan Roo dalam latihan dinilai sangat buruk setelah berpesta dengan Darron Gibson dan Jonny Evans.
"Wayne harus hati-hati. Dia memiliki kualitas luar biasa, tapi bisa tertelan akibat buruknya stamina. Jika dia absen beberapa pekan untuk MU, butuh empat atau lima pertandingan untuk mengembalikan kondisinya," beber Fergie.
Hal tersebut membuat Ferguson lebih sering memutuskan untuk mencadangkan Rooney jika kondisinya sedang tidak dalam performa puncak. Ini pun yang jadi alasan utama keinginan Rooney untuk hengkang.
Fergie pun tak segan mengungkapkan kronologi kejadian tersebut. Rooney datang khusus ke kantor manajer MU untuk menyatakan keinginannya, begitu juga dengan agennya, Paul Stretford, yang langsung menghubungi Direktur MU, David Gill.
"Saya biarkan dia untuk membahas masa depannya dengan David Moyes. Saya masih berharap bisa melihat performa luar biasanya di Old Trafford," sambung pria yang saat ini berusia 71 tahun tersebut.
Roy Keane Serang Balik
Buku penuh kontroversi ini langsung mendapatkan reaksi keras dari mantan gelandang MU, Roy Keane. Pemain yang menjadi jantung permainan "Setan Merah" selama 12 setengah tahun itu.
Dalam autobiografinya, Fergie menilai Roy Keane adalah pemain luar biasa dan cocok mengemban posisi kapten. Tapi ada kalanya, Keane melakukan kesalahan.
"Dia sudah melewati batas dalam beberapa tahun terakhir dan itu (melepasnya) adalah keputusan yang tepat," tulis Ferguson soal transfer Roy Keane.
Keane pun langsung dicecar saat menjadi pengamat di pertandingan Liga Champions antara Arsenal dan Borussia Dortmund, semalam. Gelandang kontroversial yang tak segan bermain keras itu santai saja mendengar komentar Ferguson. Keane malah mempertanyakan keputusan sang mantan manajer untuk membeberkan hal-hal buruk soal pemain-pemain yang pernah ia besut.
"Saya hanya berpikir seorang manajer tidak perlu melakukan hal tersebut. Banyak pemain membantu ia meraih banyak gelar," ujar Keane.
"Jadi bayangkan apa yang ia akan katakan kalau kami tak pernah memenangkan gelar," lanjutnya yang langsung disambut gelak tawa mantan pemain Arsenal, Ian Wright dan Lee Dixon, yang ikut menjadi pengamat.
Karena itu, Keane mempertanyakan pengertian Ferguson soal kata-kata loyalitas. "Opini saya, dia tidak mengerti sama sekali arti kata tersebut," cecar Keane dengan kalimat pedas.
Banyak Hal Menarik Terungkap
Bukan hanya kehidupan di tim Manchester United yang terungkap dalam buku Ferguson. Berbagai perseteruan dan olok-olok pada sejumlah manajer yang pernah dihadapinya pun tertuangkan secara gamblang.
Pelatih Napoli saat ini, Rafael Benitez, salah satu yang menjadi korban. Ferguson tidak ragu menyebut Benitez sebagai sosok yang konyol. Hal itu terjadi saat keduanya sedang menjalani sebuah wawancara dengan televisi.
"Dia menaruh kacamatanya dan menulis fakta di secarik kertas. Namun, fakta yang disampaikannya semua salah. Kemudian saya mengatakan sesuatu yang pahit kepadanya. Lihat: Anda orang bodoh. Anda tidak boleh membuat pribadi Anda terlihat seperti itu," tulis Sir Alex soal mantan manajer Liverpool tersebut.
Selain Benitez, Arsene Wenger juga jadi salah satu rival terberat Ferguson. Pelatih Prancis itu sempat menjadi momok menakutkan bagi MU pada awal 2000-an. Rivalitas antara Wenger dan Fergie begitu panas.
Paling dikenang dari Wenger dan Ferguson tentu insiden 'Pizzagate' pada 2004 di Old Trafford usai MU mengalahkan Arsenal 2-0 sekaligus mematahkan rekor tidak terkalahkan Arsenal dalam 49 laga terakhir. Peristiwa menghebohkan itu terjadi ketika Ferguson dilempar pizza saat hendak memasuki ruang ganti.
Dalam buku autobiografinya, Fergie mengaku masih belum tahu siapa yang melempar pizza, meskipun Cesc Fabregas yang paling sering disalahkan. Hubungan kedua pelatih ini sempat mendingin beberapa tahun belakangan. Namun, kemenangan MU 8-2 atas Arsenal di Old Trafford sempat menimbulkan luka tersendiri bagi Wenger.
Tapi, buku ini tidak melulu mencecar keburukan pihak lain. Ferguson pun mengungkapkan pujian-pujian untuk beberapa pemain, seperti Ryan Giggs, Paul Scholes dan Cristiano Ronaldo. Bahkan, pujian selangit diberikan kepada CR7.
Fergie menyebut Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik yang pernah diasuhnya dan menggambarkannya sebagai "Dia pemain paling berbakat yang saya latih. Dia melampaui pemain hebat lainnya yang saya latih di MU," ungkap Ferguson.
Rivalitas antara Fergie dan Jose Mourinho juga terungkap menarik. Ternyata pria yang baru diberikan nama jalan di salah satu sisi Old Trafford itu menyukai Mou. Saat Mourinho menyebut dirinya "The Special One" ketika membesut Chelsea, Fergie tersenyum.
Fergie terlihat kesal saat MU disingkirkan Porto yang diasuh Mourinho di babak 16 besar Liga Champions 2003-04. Fergie marah dengan aksi diving pemain Porto, namun lebih kesal dengan Roy Keane yang menerima kartu merah. Kedua pria ini bahkan dikabarkan berbagi segelas anggur selepas pertandingan.
"Mourinho jauh lebih cerdik dalam menangani pemain. Dia berkarakter. Jika Anda melihat Mourinho dan Benitez berdiri bersama di pinggir lapangan, Anda sudah bisa memilih siapa pemenangnya," kata Ferguson, sambil tetap "menyentil" Benitez.
Dalam buku ini juga tertulis soal perasaan Ferguson saat menderita kekalahan 1-6 dari Manchester City, terpaksa menjual Ruud van Nistelrooy, juga hubungan buruknya dengan salah satu media besar Inggris, BBC.
Berbagai hal menarik dituangkan Fergie dalam buku barunya. Kontroversi dari berbagai perspektif sudah terlanjur merebak. Banyak pihak tentu tersinggung dengan pernyataan pemilik jurus "hair dryer treatment" itu. Tapi, yang jelas tak ada yang meragukan kesuksesan Fergie mendongkrak prestasi MU.
Sumber :http://bola.viva.co.id/news/read/453441-terungkapnya-berbagai-kontroversi-di-buku-baru-ferguson
total komentar :