Bermain di Gyeyang Stadium pada Sabtu (27/9/2014) petang WIB, Greysia/Nitya hanya butuh dua gim untuk meraih podium tertinggi. Mereka menumbangkan ganda Jepang Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo dengan skor 21-15, 21-9.
Emas itu menjadi yang pertama bagi kontingen Indonesia. Beberapa cabang olahraga meleset dari target. Renang, angkat besi, wushu, dan berkuda menyelesaikan rangkaian perebutan medali tanpa bisa membawa pulang emas.
Lewat penantian berhari-hari kontingen Indonesia untuk merebut medali emas di Asian Games 2014 berujung manis. Akhirnya Pasangan ganda putri bulutangkis, Greysia Polii/Nitya Krishinda, sukses merebutnya pada Sabtu sore, 27 September 2014.
Meski berhadapan dengan pasangan unggulan pertama asal Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, pasangan Indonesia memperlihatkan penampilan solid selama 46 menit.
Game pertama di Gyeyang Gymnasium berlangsung seru. Kedua pasangan sama-sama saling kejar-kejaran poin, bahkan perebutan poin selalu lewat rally-rally panjang.
Polii dan Nitya berhasil menjaga kondisi mereka dengan baik meski dipaksa kerja keras. Perlahan poin mereka menjauh dan sukses menutup game pertama dengan skor 21-15.
Pada game kedua, pasangan Jepang nampaknya sudah kewalahan. Berkali-kali pukulan Polii atau Nitya gagal dikembalikan dengan sempurna oleh Takahashi maupun Matsutomo.
Pasangan Indonesia pun menang telak 21-9 sekaligus merebut medali emas, menuntaskan penantian selama 36 tahun. Terakhir ganda putri Indonesia menyumbang emas di ajang Asian Games pada 1978 lewat pasangan Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna.
Hasil ini membuat Indonesia naik ke posisi 17 klasemen sementara perolehan medali Asian Games 2014, dengan satu emas, tiga perak dan enam perunggu.
(REUTERS/Olivia Harris) |
Sumber
total komentar :