Gracia Akui Kesalahan Dari Taktik Melebar Munchen.
Taktik Melebar Munchen Dengan 3 Formasi Di Lini Belakang
Tanpa disangka, AS Roma harus menelan kekalahan besar 1-7 ketika menjamu Bayern Muenchen di babak penyisihan grup Liga Champions, Selasa (21/10/2014) atau Rabu dinihari WIB.
Pep Guardiola membuat kejutan dengan tidak menerapkan formasi 4-3-3, dan lebih memilih menerapkan pola 3-4-3. Di lini belakang, Pep memasang David Alaba, Jerome Boateng, dan Mehdi Benatia. Sementara itu Juan Bernat dan Phillip Lahm dipasang sebagai wingback di posisi sayap.
Dengan komposisi ini Pep dengan mudah mengbah pola dari 4 menjadi 3 bek tanpa melakukan pergantian pemain. Pep tinggal menarik mundur Lahm ke belakang, atau mendorong Bernat sebagai fullback ke kiri dan menukar posisi Alaba ke fullback kanan – tepat berada di belakang Lahm.
Hanya saja, dalam penerapannya terdapat cara bermain yang berbeda kala Bayern menggunakan empat bek dan tiga bek. Hal ini terlihat secara gamblang saat mereka menyerang atau bertahan.
Di awal musim Pep sempat ketar ketir karena formasi 3-4-3 yang diusungnya tak berjalan sesuai rencana. Namun, kehadiran Xabi Alonso yang ditransfer dari Real Madrid membuat Pep memiliki sejumlah opsi skema permainan yang akan digunakan.
Rudi Garcia Akui Salah Strategi
Sang pelatih, Rudi Garcia menilai, tim gagal menjalankan taktik.Dilansir dari situs resmi UEFA, itu menjadi kemenangan terbesar Bayern di laga tandang sejak kompetisi elite Eropa itu bernama Liga Champions pada 1992.
Faktor tuan rumah di Olimpico Roma juga tidak banyak membantu tim untuk mengimbangi permainan Bayern. Mengakhiri babak pertama, Roma tertinggal 0-5.
"Lebih dari sekadar masalah psikologis tim, taktik permainan kami rusak. Kami tidak cukup agresif dan membuka ruang untuk Bayern mengembangkan permainan," kata Garcia dilansir dari Sportal.
Pelatih asal Prancis itu pasang badan pascakekalahan telak yang menimpa Francesco Totti dkk. Menurut Garcia, salah strategi berada di balik kekalahan besar timnya.
"Saya orang pertama yang pantas disalahkan. Ini bukan kesalahan pemain. Seharusnya kami bermain lebih rapat dan mampu membalas gol melalui serangan balik."
Mantan pelatih Lille itu mengakui, selain kesalahan strategi, gol cepat Arjen Robben 8 menit setelah kickoff telah merusak mental bertanding tim. "Setelah gol cepat itu, kami tampak malas mengejar ketinggalan. Bayern bisa mengambil keuntungan ini."
Situasi mulai membaik memasuki babak kedua. Terutama setelah Gervinho mampu mencetak 1 gol untuk memperkecil kedudukan menjadi 1-5. "Tapi saya menyesalkan, Bayern bisa menambah dua gol telat. Padahal, kami telah mulai menunjukkan permainan sebagai sebuah skuat."
BACA JUGA: Hasil Pertandingan Ketiga Liga Champions
AS Roma Vs Bayern Muenchen (FILIPPO MONTEFORTE / AFP/GOLTERBAIK) |
Sumber
total komentar :