Suporter Persija, Jakmania dan suporter Persib, Viking, yang diwakili oleh masing-masing ketua, telah sepakat untuk mengakhiri permusuhan dengan menandatangani perjanjian damai. Namun, segalanya jangan berhenti sampai di situ, tetapi harus ada tindakan-tindakan lanjutan dari kedua kelompok, agar seluruh elemen dapat merasakan buah dari perdamaian itu.
Hal tersebut disampaikan oleh sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar. Menurutnya, dengan ada kegiatan-kegiatan tersebut, meskipun awalnya hanya dilakukan oleh para petinggi kedua kelompok, secara perlahan hal itu akan membawa para anggotanya untuk ikut terlibat dalam hal serupa.
"Ini merupakan kegiatan positif, tapi kemudian harus ada rasa saling mengerti dan menyadari di antara dua kelompok tersebut. Dicari persamaan-persamaan di antara keduanya, bukan perbedaan," ujar Musni ketika dihubungi vivabola.
Ketua Umum Jakmania Larico Ranggamone, bersama Ketua Viking Persib Fans Club Heru Joko |
"Selanjutnya, harus ada kegiatan-kegiatan atau program-program nyata agar resonansi perdamaian ini terus bertahan. Bisa dengan kerja bakti, olah raga, atau kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan secara bersama-sama," sambung Musni.
Selain itu, Musni juga menekankan kalau kegiatan-kegiatan lanjutan yang mendukung perdamaian tersebut mesti dilakukan sesegera mungkin. Menurutnya, jika dibiarkan terlalu lama, kesepakatan perdamaian dikhawatirkan tak akan menghasilkan apa-apa.
"Mereka (para petinggi kelompok) harus gerak cepat. Pasalnya, jika terlalu lama dan dibiarkan, akan basi dan memicu terjadinya perpecahan lagi. Jika demikian, (perdamaian hari ini) pun akan sia-sia," tutur pria yang lahir di Kendari tersebut.
Acara perjanjian damai antara Jakmania dan Viking dilakukan di Polresta Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Jumat 11 April 2014. Terdapat enam butir perjanjian damai, yang salah satu di antaranya adalah menghentikan pertikaian antarsuporter Persib dan Persija.
Sumber
total komentar :